Dengan adanya blog ini saya merasa bersyukur sekali, karena saya bisa menumpahkan semua isi pikiran dan isi hatiku serta bisa mencatat sebagian kejadian-kejadian yang menimpa diri saya. Thank to Blogger.

Banjir Se-Jabodetabek

Baru pertama kali saya merasakan langsung banjir yang begitu besarnya melanda tempat disekitar saya. Karena saya baru jalan 4 tahun di Tangerang ini, saya cukup tahu indikasi (walah pakai istilah segala heheh) akan datangnya banjir yang kata orang 5 tahun sekali ini, dan ada istilah yang begitu melekat ketika banjir melanda, yakni banjir kiriman, katanya sih kiriman dari Bogor, kok tidak kirim nasi saja yah...hehehe....Setelah melihat begitu banyak korban, ya ampiyuun...saya sangat bersyukur karena saya tidak seperti yang lain, alhamdulillah walaupun lampu sempat mati sehari semalam, tapi air tidak masuk ke tempat berteduh saya yaitu kantor KM. Kata orang seh banjir episode sekarang lebih besar dari pada tahun2002 pas saya belum hijrah kesini.

Bencana Datang Bertubi-tubi

Kenapa ya tahun 2007 ini begitu banyak terjadi musibah dan bencana, baik didarat , laut maupun udara. diawal pemerintahan SBY kita di kejutkan dengan kejadian Tsunami di Aceh yang menewaskan lebih dari 150.000 orang. Gempa di jogja menewaskan lebih dari 5000 orang, yang kapal tenggelamlah, kapal terbakarlah dan kita pasti tahu masih banyak musibah2 lain yang menimpa kita warga Indonesia. Masya Allah, Allah lagi mengingatkan kita, tolonglah yah, kita pada ngerti dengan situasi seperti sekarang ini, kita harus bisa mengambil hikmah dibalik kejadian2 ini.

Adakah Anda perhatikan bahwa dalam waktu 49 hari kita merayakan tiga buah tahun baru? Pertama, tahun baru Masehi pada tanggal 1 Januari 2007. Kedua, tahun baru Hijriah pada tanggal 20 Januari 2007. Dan, ketiga, tahun baru Imlek pada tanggal 18 Februari 2007.

Bagaimanakah kita sebaiknya memandang tiga kali kesempatan bertahun baru dalam waktu yang berdekatan ini? Bagi saya, sungguh positif sekali jika kita bisa menggunakan satu momen yang sama ini dengan cara yang paling tepat, yaitu menjadikannya sebagai waktu untuk evaluasi diri. Berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas apa yang telah kita perbuat dan kita dapatkan, dan merencanakan sesuatu yang lebih baik lagi bagi diri kita di masa yang akan datang.

Dengan berkaca atau mengevaluasi diri ini maka kita akan termasuk ke dalam bagian orang yang bersyukur. Bukankah ini yang dikehendaki Tuhan Yang Maha Kuasa atas manusia ciptaanNya yang dihadirkan di muka bumi ini?

Apalagi justru di tengah tiga kali momen tahun baru ini, bencana masih terjadi di sekitar kita. Terakhir ialah bencana banjir yang melanda ibukota Jakarta yang sekarang menyisakan berbagai macam penyakit yang patut kita prihatinkan.

Sebagai orang yang konsisten dengan prinsip-prinsip hidup yang baik, kami menyikapi kenikmatan bertahun baru dengan cara yang mengedepankan rasa syukur ini. Dengan bergelar tikar kami melakukan introspeksi diri dan tak lupa kami kunjungi dan santuni pihak-pihak yang sedang menderita. Ini merupakan cara yang sangat baik untuk mensyukuri keberadaan kita sebagai makhluk ciptaanNya, dan dalam melaksanakan tugas kehidupan kita sebagai manusia yang hidup berdampingan dengan sesama manusia lain.

Hanya orang yang tahu bersyukurlah yang akan dapat menikmati kehidupan yang telah dianugerahi Ilahi kepadanya.

Comments

Popular posts from this blog